Indonesia gudangnya kerajinan. Kata ini sepertinya tepat bila mengingat begitu banyaknya para pegiat,perajin maupun pengusaha kerajinan yang semakin berkembang tiap tahunnya. Hal ini membawa kesan positif mengingat gerak perekonomian lokal yang terus digenjot oleh persaingan asing pada sektor yang sama.
Sebenarnya para pelaku industri kerajinan lokal sangat sadar akan gencarnya serangan importer yang mau tidak mau harus diterima dengan hati terbuka. Tidak hanya perhiasan, busana maupun “Souvenir” saja, dalam level furniture pun importer sedang menggila untuk masuk di sektor jual beli dalam negeri.
Pemerintah melalui asosiasi dan lembaga yang berkaitan malah tidak putus semangat. Dengan diadakannya banyak pameran karya dalam negeri, seperti memberi jawaban bahwa Indonesia masih tetap menjadi tuan rumah di pangsa produksi kerajinan dan fesyen dalam negeri.
Bicara peluang sudah tentu kesempatan besar ada didepan mata. Produksi kerajinan dari perhiasan, tas, sepatu, busana, hijab, Ethnic Craft, jam tangan, furniture dan local brand lainnya seakan semakin gagah di mata dunia. Angka perkembangan ekspor pun juga bisa dikatakan hebat. Kementerian Perindustrian pun bangga dengan hasil dari pengusaha dan perajin lokal terhadap Traffic yang sudah berjalan.
Survey di tahun 2015 saja tercatat Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh subsektor kerajinan melaju pada pertumbuhan ekspor sebesar 11,81 persen, diikuti fesyen dengan pertumbuhan 7,12 persen, periklanan sebesar 6,02 persen dan arsitektur 5,59 persen, seperti yang dikemukakan oleh Menperin di ttahun 2015 lalu.
Diharapkan dengan adanya pameran INAACRAFT, CRAFINA dan pameran lain yang berkaitan, diharapkan semakin membawa Proud serta dukungan dan apresiasi yang tidak akan pernah putus dan semakin mantab melangkah menuju gerak global investasi bertaraf dunia untuk tahun kedepannya.NUG
No comments:
Post a Comment