Gema Gamelan mulai terdengar hingga kepelosok dunia. Tidak cuma jadi identitas dalam tanah air saja, Gamelan yang akrab ditelinga kita, kini sudah berlabuh beberapa negara hingga masuk dalam kurikulum belajar.
Melipir ke benua Paman Sam, alunan Gamelan terdengar melandai – landai di auditorium University Of California, Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat. Seolah memanggil audience untuk datang dan duduk menyaksikan pertunjukan dari aktivitas sekelompok mahasiswa dari Institut Etnomusikologi di UCLA yang didirikan oleh ahli musik asal Amerika, Mantle Hood .
Nggak tanggung – tanggung, pengajarnya pun didatangkan langsung dari Indonesia, seniman Gamelan senior, Hardja Susilo dari Yogyakarta. Hal ini bermuara dari tahun 1958 ketika Mantle Hood membuat program musik Gamelan Jawa dan Bali di University of California at Los Angeles (UCLA), setelah sebelumnya mempelajari Gamelan di Indonesia.
Sejak itu berbagai universitas di AS, seperti Wesleyan, University of California, Berkeley, Cornell, Yale, dan Harvard mulai mengikuti jejak UCLA dengan mengadakan kelas Gamelan di kampusnya. Gamelan juga telah menjadi bagian dari kurikulum sekolah di new zealand sejak tahun 1970an.
Bergeser ke macan Asia, Gamelan telah menjadi kurikulum di Tokyo University Fine Art and Music, Kuntachi College of Music, dan Dharma Budaya Osaka Unviversity. Di Jepang, musik ini menjadi hiburan kelas atas. Menurut orang Jepang, permainan Gamelan membuat mereka rileks dan bisa melupakan stress. Suaranya terdengar lembut di telinga.
Bahkan Royal School for Deaf and Communication Disorder menggunakan Gamelan sebagai stimulan bagi murid yang kesulitan berkomunikasi. Resonansi yang dihasilkan Gamelan ternyata lebih besar dari musik perkusi lainnya, sehingga resonansi tersebut cocok digunakan untuk merangsang kepekaan terhadap bunyi.
Dengan kata lain, Gamelan telah diakui bahwa musik dari warisan leluhur ini, menjadi sinergi antara harmonisasi alam dan manusia dalam bentuk manifestasi budi pekerti terhadap sang Pencipta melalui instrumen yang eksklusif dan natural.
Wajar bilasanya Gamelan ternobatkan menjadi kurikulum pendidikan dunia salah satunya Jepang di kategori musik untuk dapat lebih mendalami nilai agung dari sebuah budaya. Nilai plus yang didapat dengan bermain Gamelan diantaranya dapat meningkatkan konsentrasi para siswa, menumbuhkan rasa solidaritas dan membantu para siswa melepaskan segala penat dan stress di sela- sela kegiatan belajar yang padat.AMD
Photo : doc. MBK
Gamelan selalu menarik untuk disimak
ReplyDelete