for better event

Breaking

18 October 2016

UKM sebagai Tulang Punggung Bali di Kancah Dunia

Bali tak ternilai. Kata ini sepertinya cocok untuk menggambarkan pulau yang tidak akan pernah mati dengan keadaan apapun. Dari wisata hingga budaya dan komoditinya, seakan menjadikan Bali sebagai kota penopang devisa. Khususnya industri UKM yang tidak bisa dipandang sebelah mata.


Seiring banyaknya turis lokal maupun mancanegara yang berkunjung, kerajinan khas Bali seperti pernak pernik berbahan dasar perak, kain tenun dan kain batik, sampai ke kerajinan lukisan pun selalu ludes diborong wisatawan.


Sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga, menjadi tulang punggung ekspor non migas Bali dengan memberikan andil sebesar US$ 290,585 juta selama semester I-2016 atau 61,95 persen dari total nilai ekspor daerah setempat. Jelas bahwa bicara soal seni, Bali masih tak terkalahkan.


kolase-bali-kecil


Mengutip  www.medanbisnisdaily.com, www.nusabali.com, www.beritasatu.com dan beberapa artikel yang berkaitan, devisa dari industri kecil wilayah Bali mencapai angka fantastis, yaitu tertinggi di sektor kerajianan rumah tangga mencapai US$ 103,136 juta atau andilnya 35,49%. Selain itu terdapat 17 hasil industri kerajinan lainnya yang berhasil  menembus pasaran luar negeri dan semua berasal dari sentuhan tangan-tangan terampil perajin dan seniman Bali.


Hasil kerajinan kayu berupa patung dan aneka jenis cenderamata berbahan baku kayu juga menghasilkan devisa paling besar yakni mencapai US$ 48,30 juta, menyusul kerajinan perak US$ 10,889 juta, kerajinan furniture US$ 10,125 juta dan kerajinan logam US$ 7,669 juta.


Hal ini menjadi gambaran Bali memiliki daya tarik yang tidak hanya pariwisata dan sektor agraria dengan menyumbang 33, 61 persen dari pendapatan bersih provinsi Bali saja, namun industri kerajinan juga menjadi konsentrasi khusus.


Dalam hal ini, animo publik seakan menstimulasi para perajin untuk terus menetaskan banyak karya berstatus “Best Practice Sales”. kementerian perindustrian bekerja sama dengan pemprov Bali pun mempersiapkan mental para perajin di Bali untuk menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA, dengan mewadahi mereka dalam sebuah badan yakni, Bali Creative Industry Center (BCIC) dengan tujuan member solusi kerajinan di permodalan, bahan baku hingga hak cipta para perajin.AMD/nug


photo : Matthew Olfield, Dedi Dwi Pras, Nugroho87, Doc.MBK (reseach)


 

No comments:

Post a Comment